Selasa, 28 April 2009

Alga......


Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika bentuk thalli yang beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hiduup di perairan tawar dan laut (bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati (sumich 1979:99; mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman 1986:39). Makroalga terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270). Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta, phaeophyta, dan rhodophyta.

Berikut penjelasan singkat tentang taksanomi algae
Linnaeus membagi Cryptogamae menjadi 4 bangsa yaitu: Filices, Musci, Algae dan Fungi. De Jussieu membagi tumbuhan menjadi 3 golongan, Acotyledoneae, Monocotyledoneae, Dicotyledoneae.
Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta.
Thallophyta yang terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
Dipermasalahkan mengenai keabsahan (validitas) dari Thallophyta. Algae dan Fungi mempunyai kesamaan ciri-ciri yang digunakan untuk memisahkan keduanya dari tumbuhan lain, atas dasar kesamaan ini dipertanyakan apakah fungi berasal dari algae? dalam kenyataan, tidak satu fungi pun berasal dari algae. Dengan demikian divisi Thallophyta tidak dapat dipertahankan, sehingga bukan merupakan divisi yang valid. Sebaiknya Algae dan Fungi ditempatkan dalam satu atau lebih divisi.
Ciri-ciri yang akan digunakan sebagai dasar untuk memberi definisi algae:
menurut Fritsch (1935): Algae harus holofitik yang gagal mencapai ciri deferensiasi Archegoniatae.
Smith (1955 ) mendasarkan pada struktur organ seksualnya.
Sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama Chlorophyllaceae. Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas Xanthophyceae. Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme yang bersifat algae sejati.
Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
pigmentasi,
hasil fotosintesis,
flagelasi,
sifat fisik dan kimia dinding sel,
ada atau tidak adanya inti sejati.

Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.

Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
Bentuk multiseluler:
a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
Bentuk sifon/pipa.
Pseudoparenkhimatik
Reproduksi
Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
Pergantian keturunan
Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar